Ngomongin soal
jaman SD, pasti tak jauh-jauh dari kejadian memalukan. Tapi jika ingat jaman
itu, saya jadi teringat bahwa masa kecil saya dilalui dengan hari-hari penuh
bahagia dan riang gembira. Kejar-kejaran dan pulangnya umbel kuning membentuk
pulau di pipi. Sementara kaki selalu membawa cenderamata berupa bopeng atau
lecet. Bandingkan saja sama anak-anak SD jaman sekarang yang mainannya tablet
dan PS. Gerak dikit aja ngakunya capek. Walah!
Nah jaman SD
nggak ada yang namanya android-android’an. Toh saya dan teman-teman sepermainan
tetep asyik mengagendakan acara berikutnya. Kalau anak SD sekarang tinggal
kirim pesan di whats’up atau BBM, saya dulu harus datang kerumah teman dan
panggil-panggil namanya dari depan pagar “Dewiiiiii .. Dewiiiiii,” dengan teriakan
bernada naik turun dan i’nya panjanggg. Kalau anaknya lagi nggak ada dirumah,
ya udah pulang. Nanti datang lagi satu jam kemudian.
Jaman itu,
tampang saya nggak kayak perempuan. Udah kerempeng, trus rambut cepak hasil
olah eksperimen kakak lelaki saya. Jadi agak rancu ketika saya masuk SD dan
harus pake seragam merah-putih. Tapi tetep imut. Hari pertama masuk SD, saya
grogi dan gugup. Secara TK tempat saya mengampu ilmu tidak “memaksa”
murid-muridnya untuk bisa calistung. Kala TK, kami hanya keplok-keplok dan
makan siang. Berbeda dengan jaman sekarang, dimana anak TK sudah diajarkan
calistung. Mungkin anak saya nanti kalo TK bakal diajari rumus pitagoras saking
majunya pendidikan di negara kita.
Seminggu
setelah masa perkenalan anak baru SD usai, kami diminta untuk menulis. Dengan
tagline “Ini Ibu Budi”, Bu guru mendikte dan kami menulis. Beberapa anak sudah
bisa, kecuali saya. Merasa takut dimarahin Bu guru, sayapun menangis. Dan
kalimat menyejukkan dari si Bu guru adalah “Loh kok menangis, sudah enggakpapa.
Kalau belum bisa, kamu perhatikan dulu. Nanti pelan-pelan kamu pasti bisa,”
masih ingat betul saya kalimatnya.
Kejadian
malu-maluin lebih sering terjadi saat SD. Kebayang kan bagaimana anak-anak SD
kalau lagi kemping. Ada saat kami mendapat pelajaran panjat tebing (turun lewat
tali lebih tepatnya). Pas giliran saya turun pake tali, pas itu pula tali
menekan kandung kemih. Otomatis saya kebelet pipis. Sampai dibawah, saya
blingsatan cari toilet. Apesnya, sampai toilet kandung kemih udah keburu bocor.
Ngompol deh. Sekalian diguyur sebadan basah semuaaa.
Kegiatan-kegiatan
yang diadakan oleh SD saya lebih sering serunya. Beberapa bulan sekali (atau
setahun sekali saya lupa) kami se’sekolahan mengadakan acara masak masal. Kegiatan
yang selalu saya tunggu-tunggu. Satu kelas di bagi beberapa kelompok. Pada
suatu ketika, saya sekelompok sama anak lelaki yang jadi gebetan saya.
Cieeeeeee .. asmara anak SD (apa kabarnya si R itu ya, yang mukanya mirip Rano
Karno kecil). Saking groginya, masak sayur bening yang segampil itu jadi lupa
masukin garam sama kunci. Hambar!
Pernah suatu
kali di selasar lantai dua, tiba-tiba si gebetan menjejeri saya dan ikutan
melongok melihat kebawah. Waktu itu ada acara lomba antar kelas usai
caturwulan. Terus doi tanya ke saya “Rumah kamu dimana sih,” heiii heiiii
suaranya. Saya jawab “Rumahku di ndalem beteng,” lah kecil-kecil kok saya
deg-deg’an. “Ntar kapan-kapan main ya kerumahmu,” duileeeeeee senangnya bukan
main, tapi besoknya saya malah lupa kalau doi pengen main kerumah. Ketahuan
ngobrol serius, terus dicie-cieiiin sama teman-teman. Maluuuuuuu ...
Kejadian
paling memalukan sekaligus membahagiakan terjadi ketika pulang sekolah pas
kelas 6 SD. Kami harus berbaris rapi sebelum satu per satu bersalaman dengan
guru untuk pamitan pulang. Seperti biasa tas tentengan warna coklat saya taruh
meja dan akan saya ambil usai salaman karena berat. Enggak disangka si doi yang
ada di barisan depan melihat tas tentengan saya dan tanya punya siapa.
Sementara saya baris di deretan belakang. Alhasil melesaklah doi keluar kelas
usai salaman sambil bawa tas tentengan saya. Oleh teman sekelas diteriakin kalo
saya’nya masih didalam kelas. Doi cuma bilang “Oh sori aku pikir udah keluar
kelas, kan mau tak bawain,” lalu disorakin sekelas “Ciiieeeeeeeeeeeeeeeee ... “
walaaahhhh!!!! Dan saya’nya kege’eran.
Ah meskipun bikin
malu, tapi masa SD saya membahagiakan. Penuh khayalan dan imajinasi.
Atha Ajo, kenangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar