Translate

Rabu, 19 Maret 2014

Ketika pulang adalah membosankan

Pulang kampung sudah jadi rutinitas bagi banyak orang. Pasti banyak yang tunjuk jari jika ditanya pulang kampung adalah hal yang sangat membahagiakan. Tapi saya kok bosan ya pada hari kedua tiap kali pulang kampung. Mungkin jika rutinitas saya yang super duper sibuk seperti kebanyakan orang, pulang kandang menjadi sangat bermakna. Ah tapi enggak juga. Pertama kali menjajaki ke alam perantauan, belum ada homesick-momesick'an. Setelah beberapa bulan kemudian, kenyataannya juga sama. Meskipun pas pulang kampung pertama kali berasa gembira, tapi hari kedua sudah hambar. Hambaaaaarrrrrr .... !!

Padahal tiap kali pulang kampung selalu ada "pekerjaan" menanti untuk diurus atau diselesaikan. Banyaknya pekerjaan rumah tetap membuat saya bosan. Kalau mau sekedar jalan-jalan atau nongkrong, halaahhhh .. masak iya nongkrong tiap hari. Saya bukan tipe orang yang suka nongkrong. Ada sebuah kerinduan ketika pulang kampung adalah hal yang mendamaikan hati dan pikiran. 

Boro-boro mendamaikan, yang ada hanyalah caci maki. Ada segudang masalah yang sejatinya bukan milik saya tapi memaksa saya untuk turun tangan. Membosankan kan !! Belum lagi masalah "komunikasi sosial" antar pengguna jalan yang bikin saya pengen ambil kerikil 1 mm dan melemparkannya ke mata si pengendaraa yang semaunya. Ngapain sih harus blayer-blayerin motor kalau tau jalanan lagi macet. Enggak asyik lagi kalau nemu rombongan knalpot busuk bawa-bawa bendera. Mending minggir daripada kena tetanus. 

Salah satu yang bikin saya agak tenang dari kesakauan ini adalah janji traktiran durian dari kakak saya. Enggak masalah kalau rasanya masih kalah dari tempat saya merantau, yang penting durian. Lalu saya ingat. Proyek homestay yang bentar lagi rampung sudah pasti membakar semangat saya lagi. Lalu proyek menjadi cake bos dan Rachel Zoe sudah terpampang di depan mata. Sudah cukup rasanya saya mengejar deadline. Kini saatnya memberi deadline. Lah terus hubungannya apa sama judul yang dibuat? Hubungannya ya proyek-proyek ini mampu mengobati kebosanan saya selama pulang kampung. Gitu looohhhh ... 

Jadi yang terlintas di kepala adalah begini, seseorang bisa disebut dewasa darimana cara dia menyelesaikan masalah. Masalah kok dipelihara. (Ini ngomong apalagi sih? Suka-suka saya dong, namanya juga lagi bosan #ngomongsendiri)



Jadi apakah hanya saya saja yang merasa bosan disini? Ahh mau pulaaanggggg .. !!



 Atha Ajo

Dinaungi kebosanan (untung ada Law and Order)