Translate

Rabu, 09 Maret 2016

Korona dan angka 9






Hadiah apa yang paling kalian inginkan ketika berulang tahun? Kalau saya enggak muluk-muluk, cumak pengen sehat selalu. Tetapi tahun ini, saya mendapatkan hadiah yang tak ternilai harganya. Bagi saya, ini adalah hadiah yang sangat istimewa. Dimana saya bisa merayakan hari lahir saya dengan melihat pertunjukan langit yang luar biasa.

Angka kesayangan saya adalah sembilan, karena ini adalah tanggal lahir saya di bulan Maret. Dan angka sembilan ini semakin istimewa karena saya mendapatkan korona. Iyaaaaa .. korona!! Korona yang bisa dilihat dengan mata telanjang saat terjadi Gerhana Matahari Total di tahun 2016 .. total tal tal. Saya tahu gerhana ini pasti terasa istimewa bagi setiap orang yang menyaksikannya. Tapi bagi saya, ini menjadi sangat personal dan intim.

Segala macam perangkat untuk mengabadikan peristiwa ini sudah saya persiapkan semalam sebelumnya. Powerbank tiga buah, kamera saku, kamera SLR, kacamata Gerhana asli, kacamata las sampai kaca las dengan level kegelapan hingga angka 12. Sampai-sampai saya enggak bisa tidur karena takut bangun kesiangan. Ya kalee .. sudah biasa. Ini demi melihat si matahari yang ditutupin sama si bulan. Tidak lupa jeprat jepret pakek camera hape ditutupin filter kaca las atau filter kacamata las listrik. Cumak kok lama-lama kasihan sama camera hape saya.

“Kontak” pertama si Bulan yang nutupin si Mataharipun sudah membuat saya debar. Wuiiiiihhhh ... secara saya belum pernah menyaksikan peristiwa ini langsung. Biasanya cumak liat di yutub. Sesekali saja saya melihat bagaimana Bulan secara perlahan menutupi Matahari. Sampai pada Matahari berbentuk sabit, saya langsung setengah lari ke bibir pantai. Oh saya sengaja bela-belain berangkat jam 5.30an Wita menuju Pantai Manggar Balikpapan agar mendapatkan sudut pandangan yang lebih luas. Dan sudut yang saya pilih itu berhasil sekaligus memuaskan.

Menulis “Happy Birthday” di pasir (biar kekinian) terus mengabadikannya sambil tengok-tengok ke matahari yang sudah semakin runcing sabitnya. Saat inilah saya mulai merinding. Saat-saat cahaya Matahari sedikit demi sedikit menghilang di balik Bulan diikuti teriakan riuh para penikmat Gerhana. Sedetik kemudian, Matahari benar-benar menghilang di balik Bulan dan suasana menjadi senyap, gelap temaram seperti senja. Saya yakin semua mata memandang keatas, nanar. Saat itulah saya harus melepas kacamata gerhana, dan itu dia .. korona yang berpijar nampak jelas dilihat dengan mata telanjang. Ada titik warna merah di atas samping kiri.

Tiba-tiba saja saya mbrebes mili, terharu. Lebay sih. Tapi peristiwa ini memang benar-benar personal untuk saya. Kapan lagi saya bisa menyaksikan korona yang indah itu di perayaan hari lahir saya. Tapi karena ada banyak orang, mbrebes mili nya saya tahan biar nggak kebablasan. Untung gelap. Sebetulnya saya ingin mengabadikannya. Tapi karena saat itu hanya kamera hape yang saya pegang dan gambar yang dihasilkan juga tidak terlalu bagus, maka saya memutuskan untuk menikmati saja pertunjukan alam semesta yang luar biasa ini. Ah .. persetan dengan foto. Nanti tinggal minta yang sudah berhasil motret saja. Toh saya ingin menikmati setiap mili detik dari korona yang berpijar pijar itu. Dan apa yang saya saksikan dengan mata telanjang jauh lebih bagus dari sekedar melihat dari rekaman kamera. Jauuuuhhhh lebih bagus ... menurut saya looooohh.

Tapi ada pemandangan lain yang menyita perhatian saya. Ada satu titik tak jauh dari Matahari dan Bulan yang cahayanya terang sekali. Apakah itu planet? Jupiter?
Yeeppp ... Pada akhirnya tak hanya korona yang bisa saya saksikan. Dalam detikan pertama Matahari keluar dari bayang-bayang Bulan, disana menyempil cahaya yang dalam sepersekian detik terlihat seperti diamond ring. Iiiihhhh .. kereeennnnn.

Hari ini adalah hari paling emosional buat saya. Lebay biarin .. !  





By Atha Ajo
Pantai Manggar
eclipse dan korona
My Birthday
9 Maret 2016