Translate

Kamis, 09 Oktober 2014

Dari Merlion ke Bontang Kuala



Ceritanya saya kepengen selfie bareng patung Merlion yang fenomenal itu. Foto patung berkepala singa dan berbadan ikan ini cukup banyak beredar di publik picture media sosial. Nah saya juga kepengen dong kayak mereka-mereka yang pamerin foto selfie bareng Merlion. Tapi niat licik saya ternyata tak kesampaian gara-gara patung Merlion'nya ada di halaman belakang sebuah restoran. Loohh .. bukannya patung ikonik ini berada di Merlion Park Singapura yang bebas akses siapa aja? Yaaaa itu kalau yang di Singapura. Yang ini beda brayyy ... bedaaa! 

Beda apanya? Patung Merlion yang ini cumak KW. Saya kepengen foto bareng Merlion KW ini tapi gagal. Mungkin karena alasan licik saya yang ingin memajangnya di muka buku biar dikira saya sampai ke negeri singa itu. Duh kok kasihan .. tapi kalau disuruh milih, saya mending berangkat ke Singapura langsung secara harga tiket pesawatnya sama dengan harga paket data internet unlimited bulanan.

Patung Merlion KW ini menjadi salah satu daya tarik sebuah restoran di Kota Bontang Kalimantan Timur. Karena letaknya di halaman belakang restoran, maka saya merelakan momen selfie bareng Merlion batal. Saya cumak mau foto, enggak mau makan di restorannya. Sayang duit, Susah kan! Jadi saya hanya bisa memandangnya dari kejauhan sambil meratap. Untungnya saya bawa kamera dengan lensa panjang, setidaknya Merlion KW bisa saya jepret dari kejauhan. Myehehehehe . . .

Kota Bontang memang tidak memiliki banyak pilihan tempat wisata, sehingga Merlion KW ini kemudian menjadi jujugan wisata bagi warga setempat termasuk saya yang ikutan penasaran. Objek wisata yang benar-benar serius di Kota pupuk ini hanya Pantai beras basah dan segajah. Untuk berkunjung kemari harus naik kapal. Karena waktu saya enggak cukup, maka saya tunda dulu jalan-jalan  mengunjungi para nemo.

Sebagai gantinya, saya menyambangi Bontang Kuala. Kawasan ini menjadi objek wisata yang paling dekat dengan pusat kota. Sebetulnya lokasi ini merupakan pemukiman atas air yang berkembang menjadi pusat pariwisata di Kota Bontang. Hampir setiap hari, Bontang Kuala disambangi oleh wisatawan. Kalau akhir pekan datang, beuughhh .. kawasan ini bagaikan lautan manusia.

Yang menarik dari Bontang Kuala adalah hamparan papan-papan ulin yang di jejer membentuk sebuah pemukiman padat berikut jalannya. Ingat .. pemukiman ini dibangun diatas air laut. Jadi jalur jalan pun juga dibangun dari kayu ulin. Jangan salah, kayu ulin adalah kayu terkuat di dunia sehingga sepeda motor pun war wer di jalan kayu ini. Yang membuat saya tersayat hatinya adalah suara klethek-klethek kayu ulin yang saling beradu karena dilalui sepeda motor. Otomatis kayu yang saya pijak ikutan bergetar.

Paling fenomenal adalah lapangan ulin yang membentang luas lengkap dengan panggung yang biasa digunakan untuk live music. Kalau dikira-kira mungkin lebih dari dua kali lapangan basket. Jika akhir pekan tiba, lapangan yang di kanan kirinya berjejer warung mie instan dan kopi ini disesaki pengunjung. Yang bikin saya takjub bukan karena pengunjungnya yang hampir 2.000an, tapi karena deretan motor yang memenuhi lapangan ulin itu. Aduuuhh .. rasanya griyep-griyep. Kebayang kan parkiran motor di atas air dari kayu ulin seluas lapangan basket dan penuh itu gimana.

Satu titik yang paling saya sukai adalah di ujung kawasan ini yang luasnya selapangan voli. Saya bisa duduk selonjor sampai tiduran sambil menatap laut lepas. Jika sedang tidak berawan, titik-titik bintang di angkasa menyuguhkan pemandangan yang luar biasa menakjubkan. Saat itulah saya menyadari bahwa bumi dan isinya tak lebih dari setitik debu angkasa … beuugghhhh beraat.

Jadi jika kalian tak sengaja sedang singgah ke Kota Bontang,datanglah kemari.




Atha Ajo
  

            
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar