Ceritanya
saya kepengen selfie bareng patung Merlion yang fenomenal itu. Foto patung
berkepala singa dan berbadan ikan ini cukup banyak beredar di publik picture
media sosial. Nah saya juga kepengen dong kayak mereka-mereka yang pamerin foto
selfie bareng Merlion. Tapi niat licik saya ternyata tak kesampaian gara-gara
patung Merlion'nya ada di halaman belakang sebuah restoran. Loohh .. bukannya
patung ikonik ini berada di Merlion Park Singapura yang bebas akses siapa aja?
Yaaaa itu kalau yang di Singapura. Yang ini beda brayyy ... bedaaa!
Beda
apanya? Patung Merlion yang ini cumak KW. Saya kepengen foto bareng Merlion KW
ini tapi gagal. Mungkin karena alasan licik saya yang ingin memajangnya di muka
buku biar dikira saya sampai ke negeri singa itu. Duh kok kasihan .. tapi kalau
disuruh milih, saya mending berangkat ke Singapura langsung secara harga tiket
pesawatnya sama dengan harga paket data internet unlimited bulanan.
Patung
Merlion KW ini menjadi salah satu daya tarik sebuah restoran di Kota Bontang
Kalimantan Timur. Karena letaknya di halaman belakang restoran, maka saya
merelakan momen selfie bareng Merlion batal. Saya cumak mau foto, enggak mau
makan di restorannya. Sayang duit, Susah kan! Jadi saya hanya bisa memandangnya
dari kejauhan sambil meratap. Untungnya saya bawa kamera dengan lensa panjang,
setidaknya Merlion KW bisa saya jepret dari kejauhan. Myehehehehe . . .
Kota
Bontang memang tidak memiliki banyak pilihan tempat wisata, sehingga Merlion KW
ini kemudian menjadi jujugan wisata bagi warga setempat termasuk saya yang
ikutan penasaran. Objek wisata yang benar-benar serius di Kota pupuk ini hanya
Pantai beras basah dan segajah. Untuk berkunjung kemari harus naik kapal.
Karena waktu saya enggak cukup, maka saya tunda dulu jalan-jalan mengunjungi para nemo.
Sebagai
gantinya, saya menyambangi Bontang Kuala. Kawasan ini menjadi objek wisata yang
paling dekat dengan pusat kota. Sebetulnya lokasi ini merupakan pemukiman atas
air yang berkembang menjadi pusat pariwisata di Kota Bontang. Hampir setiap
hari, Bontang Kuala disambangi oleh wisatawan. Kalau akhir pekan datang,
beuughhh .. kawasan ini bagaikan lautan manusia.
Yang
menarik dari Bontang Kuala adalah hamparan papan-papan ulin yang di jejer
membentuk sebuah pemukiman padat berikut jalannya. Ingat .. pemukiman ini
dibangun diatas air laut. Jadi jalur jalan pun juga dibangun dari kayu ulin.
Jangan salah, kayu ulin adalah kayu terkuat di dunia sehingga sepeda motor pun
war wer di jalan kayu ini. Yang membuat saya tersayat hatinya adalah suara
klethek-klethek kayu ulin yang saling beradu karena dilalui sepeda motor.
Otomatis kayu yang saya pijak ikutan bergetar.
Paling
fenomenal adalah lapangan ulin yang membentang luas lengkap dengan panggung
yang biasa digunakan untuk live music. Kalau dikira-kira mungkin lebih dari dua
kali lapangan basket. Jika akhir pekan tiba, lapangan yang di kanan kirinya
berjejer warung mie instan dan kopi ini disesaki pengunjung. Yang bikin saya
takjub bukan karena pengunjungnya yang hampir 2.000an, tapi karena deretan
motor yang memenuhi lapangan ulin itu. Aduuuhh .. rasanya griyep-griyep.
Kebayang kan parkiran motor di atas air dari kayu ulin seluas lapangan basket
dan penuh itu gimana.
Satu
titik yang paling saya sukai adalah di ujung kawasan ini yang luasnya
selapangan voli. Saya bisa duduk selonjor sampai tiduran sambil menatap laut
lepas. Jika sedang tidak berawan, titik-titik bintang di angkasa menyuguhkan
pemandangan yang luar biasa menakjubkan. Saat itulah saya menyadari bahwa bumi
dan isinya tak lebih dari setitik debu angkasa … beuugghhhh beraat.
Jadi
jika kalian tak sengaja sedang singgah ke Kota Bontang,datanglah kemari.
Atha
Ajo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar